Wednesday, September 30, 2009

Weisz woman

Well hello there, Rachel Weisz. I hear you want to be a lesbian icon. Or, you want to continue being a lesbian icon. My Spanish is a little shaky, but that’s what I was able to glean from your Spanish Vogue cover story. In fact, it says you want to star in a lesbian “Brokeback Mountain.” This is all awesome, clearly. We would love to have you join the esteemed and beloved gay for pay ranks. For reference please see our undying adoration of Lucy Lawless, Lena Headey, and Jennifer Beals, among others.

Now, because you seem keen on maintaining and even improving your dykon status, I will happily pass along five very simple, very critical pointers. Any straight actress wishing to curry good favor with us will have no problems attracting gay ladies as long as they follow these basic guidelines.

1. Play Gay: So simple, but often overlooked. For instance, come on Cate Blanchett – we know you’ve got it in you.
2. Be Cool About It: Never, ever say you had to “get drunk” before a lesbian kissing scene. Instead, make no big deal about it and just compliment your co-star profusely. Admittedly, it helps with the fantasy if you’re holding hands in the interviews. Just a suggestion.
3. Don’t Bi-Bait: Don’t say you “once kissed a girl,” “think women are beautiful,” “could maybe see yourself with another woman” if you don’t mean it. We hate being teased, too. Phony is not hot.
4. Speak Out: Talk about your support of GLBT causes in public. Attend rallies. Better yet, speak at rallies. Make us swoon by saying you won’t get married until everyone can get married. Oh, Charlize Theron. You’re so dreamy.
5. Love Your Fans: Be nice to your lesbian fans. Pose in our dorky pictures and always be polite when we gush about how much we loved you as Xena/Luce/Bette/whathaveyou. We’re harmless and, if treated right, unshakable.
*Extra Credit*
6. Be Gay: Granted, this one isn’t always possible. You can’t help being born straight, poor thing. But if you are, by chance, inclined to love the ladies then say it loud and say it proud. Seriously, we’ll grovel at your feet forever.

So, there you have it. A fool-proof path to permanent lesbian icon status. You’re welcome, Rachel. If you’re thinking of ways to thank me, I’d be happy to stand in as your lady-kissing practice partner. Like I said, I’m a giver.

Tuesday, September 29, 2009

Tall and sexy actress Shilpa Shetty


Hot and tall spicy actress Shilpa Shetty looking sexy in the picture.

Spicy old actress Sridevi pic


Old classic and sexy legend actress Sri Devi picture.

Spicy dancer actress Sameera Reddy


Sexy actress Sameera Reddy looking spicy in the hot picture image.

Super(gay)models

Because you asked and because I’m a giver: Look, it’s more Amanda Moore. Amanda Moore the out queer supermodel. Amanda Moore the androgynous hottie. Amanda Moore the possible former dater of girls who have been known to look very Shane today. But what else do we know about Amanda? Let’s let her tell us, shall we?

To recap: She grew up a military brat and went to high school in Florida. She was a basketball player who dreamed of going professional, but instead she got discovered at an open casting call. Also, she looks fucking hot with a boy’s haircut. I cannot stress that last bit enough.

As for this, well, you know – no comment.

But, just like with yesterday’s lesbothrobs and Lays potato chips, no one can have just one. Amanda follows a host of out and gorgeous supermodels down the catwalk. A look at a few of my favorite super gay models.

Jenny ShimizuAngelina has damn fine taste in women.

Eve SalvailEve and her tattoo were the best things about “Prêt-à-Porter.” Though too bad we didn’t get to see her do this with Lili Taylor.

Rachel Williams (right)I’m probably the only one who remembers her from the 80s. But this issue was one of the first fashion magazines I ever bought. And I did it all for Rachel’s eyes.

Kim StolzHands in pockets. Plaid shirt. Rolled up sleeves. Big Belt. Screw smiling with your eyes, this is gaying with your entire body.

Jessica Clark (right)Her fiancée is professional trainer Lacey Stone (left). A model and a trainer? I just went to a bendy, sweaty place in my head.

Nanna GrundfeldtWow, gay is spelled the same way in Finnish as it is English.

Gia CarangiThe one, the only, the original. Damn, really, damn.

Yeah, that crazy hot chain-link fence scene from the movie? Totally happened. [NSFW, naturally.]

Sexy Riya Sen in spicy pictures



Sexy Indian Bollywood actress Riya Sen in spicy pictures.

Monday, September 28, 2009

Lesbothrobs

Rachel Maddow - Elle 2009

Oh, Rachel, Rachel. Suspenders. What are you doing to us? SUSPENDERS. You know what kind of tizzy this will put us gay ladies into. How could you not? In fact, I think secretly you enjoy it. Yep, for all the adorable self deprecation, there has to be a teeny-tiny part of that big, magnificent brain of yours that is loving this lesbian heartthrob status. But, why not? It’s fun to be a lesbian heartthrob. Still lest you think I have only one big gay pin-up inside my locker, let me remind you that there are plenty of lesbian heartthrobs to go around. And to think some girls go crazy over Zac Efron. Silly girls.

Ellen DeGeneresI think she’ll do great on Idol. I mean, it’s a fancy karaoke contest. Chill, people.

Jane Lynch“Yes. We. CANE!” But seriously, I would totally let Jane cane me. With a safety word. And a blindfold.

Tegan, Amanda Palmer, SaraGay hipster super powers – activate!

Wanda SykesBut a cap, tight T-shirt and leather jacket are decidedly not whack.

Amanda MooreTo keep from swallowing my tongue, I’ll take a cue from Amanda and hold on instead.

Leisha HaileyI miss Alice. Not enough to sit through “The Farm,” but enough to sit through the episode of “CSI” where Leisha was a wolfgirl.

Cherry JonesDid she not look fantastic at the Emmys? Also, I heard she broke up with Sarah Paulson. How sad. Hey Cherry, I like the theater. What? I’m just saying.

Jodie FosterThis is Jodie Foster on the streets of New York last month. This is what gay looks like.

Who is going in your locker, so to speak? And quit doodling Mrs. Rachel Maddow on your Trapper Keeper. What is this, junior high?

Friday, September 25, 2009

DEJA VU


Aku melihat-lihat kearah sekelilingku, namun yang ku lihat adalah sebuah tempat dan peristiwa yang sebelumnya pernah aku rasakan sama orang bilang apa yang aku alami adalah deja vu, yang aku tahu deja vu itu berasal dari pemahaman orang india namun aku tidak begitu yakin lantas aku berusaha untuk mencari tahu dengan bantuan paman google pastinya dan beberapa sumber aku dapatkan bahwa teryata Frase deja vu itu berasal dari bahasa Perancis yang berarti "Sudah pernah melihatnya",

Mengacu pada sebuah pengalaman dan perasaan misterius tentang tempat, keadaan dan suasana dimana kita serasa pernah mengalaminya. Sebagai contoh misalkan anda berada di sebuah tempat asing yang belum pernah kamu datangi, namun kamu merasa amat akrab dan merasa pernah melihat suasana di sekelilingnya seperti yang saya alami beberapa hari yang lalu. Ada yang percaya bahwa Deja vu adalah pengalaman yang pernah manusia alami pada kehidupan sebelumnya. Seperti juga intuisi, riset tentang psikologi manusia dapat menawarkan jawaban yang lebih alami, tapi fenomena ini tetap misteri..

Hampir semua dari kita pernah mengalami apa yang dinamakan deja vu: sebuah perasaan aneh yang mengatakan bahwa peristiwa baru yang sedang kita rasakan sebenarnya pernah kita alami jauh sebelumnya. Peristiwa ini bisa berupa sebuah tempat baru yang sedang dikunjungi, percakapan yang sedang dilakukan, atau sebuah acara TV yang sedang ditonton. Lebih anehnya lagi, kita juga seringkali tidak mampu untuk dapat benar-benar mengingat kapan dan bagaimana pengalaman sebelumnya itu terjadi secara rinci. Yang kita tahu hanyalah adanya sensasi misterius yang membuat kita tidak merasa asing dengan peristiwa baru itu.

Keanehan fenomena deja vu ini kemudian melahirkan beberapa teori metafisis yang mencoba menjelaskan sebab musababnya. Salah satunya adalah teori yang mengatakan bahwa deja vu sebenarnya berasal dari kejadian serupa yang pernah dialami oleh jiwa kita dalam salah satu kehidupan reinkarnasi sebelumnya di masa lampau. Bagaimana penjelasan ilmu psikologi sendiri?


Terkait dengan Umur dan Penyakit Degeneratif

Pada awalnya, beberapa ilmuwan beranggapan bahwa deja vu terjadi ketika sensasi optik yang diterima oleh sebelah mata sampai ke otak (dan dipersepsikan) lebih dulu daripada sensasi yang sama yang diterima oleh sebelah mata yang lain, sehingga menimbulkan perasaan familiar pada sesuatu yang sebenarnya baru pertama kali dilihat. Teori yang dikenal dengan nama “optical pathway delay” ini dipatahkan ketika pada bulan Desember tahun lalu ditemukan bahwa orang butapun bisa mengalami deja vu melalui indra penciuman, pendengaran, dan perabaannya.

Chris Moulin dari University of Leeds, Inggris, telah menemukan pula penderita deja vu kronis: orang-orang yang sering dapat menjelaskan secara rinci peristiwa-peristiwa yang tidak pernah terjadi. Mereka merasa tidak perlu menonton TV karena merasa telah menonton acara TV tersebut sebelumnya (padahal belum), dan mereka bahkan merasa tidak perlu pergi ke dokter untuk mengobati ‘penyakit’nya karena mereka merasa sudah pergi ke dokter dan dapat menceritakan hal-hal rinci selama kunjungannya! Alih-alih kesalahan persepsi atau delusi, para peneliti mulai melihat sebab musabab deja vu ke dalam otak dan ingatan kita.

Para ilmuwan melakukan riset dan eksperimen pada tikus mungkin dapat memberi pencerahan baru mengenai asal-usul deja vu yang sebenarnya. Susumu Tonegawa, seorang neuroscientist MIT, membiakkan sejumlah tikus yang tidak memiliki dentate gyrus, sebuah bagian kecil dari hippocampus, yang berfungsi normal. Bagian ini sebelumnya diketahui terkait dengan ingatan episodik, yaitu ingatan mengenai pengalaman pribadi kita. Ketika menjumpai sebuah situasi, dentate gyrus akan mencatat tanda-tanda visual, audio, bau, waktu, dan tanda-tanda lainnya dari panca indra untuk dicocokkan dengan ingatan episodik kita. Jika tidak ada yang cocok, situasi ini akan ‘didaftarkan’ sebagai pengalaman baru dan dicatat untuk pembandingan di masa depan.

Menurut Tonegawa, tikus normal mempunyai kemampuan yang sama seperti manusia dalam mencocokkan persamaan dan perbedaan antara beberapa situasi. Namun, seperti yang telah diduga, tikus-tikus yang dentate gyrus-nya tidak berfungsi normal kemudian mengalami kesulitan dalam membedakan dua situasi yang serupa tapi tak sama. Hal ini, tambahnya, dapat menjelaskan mengapa pengalaman akan deja vu meningkat seiring bertambahnya usia atau munculnya penyakit-penyakit degeneratif seperti Alzheimer: kehilangan atau rusaknya sel-sel pada dentate gyrus akibat kedua hal tersebut membuat kita sulit menentukan apakah sesuatu ‘baru’ atau ‘lama’.

Menciptakan ‘Deja Vu’ dalam Laboratorium

Salah satu hal yang menyulitkan para peneliti dalam mengungkap misteri deja vu adalah kemunculan alamiahnya yang spontan dan tidak dapat diperkirakan. Seorang peneliti tidak dapat begitu saja meminta partisipan untuk datang dan ‘menyuruh’ mereka mengalami deja vu dalam kondisi lab yang steril. Deja vu pada umumnya terjadi dalam kehidupan sehari-hari, di mana tidak mungkin bagi peneliti untuk terus-menerus menghubungkan partisipan dengan alat pemindai otak yang besar dan berat. Selain itu, jarangnya deja vu terjadi membuat mengikuti partisipan kemana-mana setiap saat bukanlah hal yang efisien dan efektif untuk dilakukan. Namun beberapa peneliti telah berhasil mensimulasikan keadaan yang mirip deja vu.

Seperti yang dilaporkan LiveScience, Kenneth Peller dari Northwestern University menemukan cara yang sederhana untuk membuat seseorang memiliki ‘ingatan palsu’. Para partisipan diperlihatkan sebuah gambar, namun mereka diminta untuk membayangkan sebuah gambar yang lain sama sekali dalam benak mereka. Setelah dilakukan beberapa kali, para partisipan ini kemudian diminta untuk memilih apakah suatu gambar tertentu benar-benar mereka lihat atau hanya dibayangkan.

Ternyata gambar-gambar yang hanya dibayangkan partisipan seringkali diklaim benar-benar mereka lihat. Karena itu, deja vu mungkin terjadi ketika secara kebetulan sebuah peristiwa yang dialami seseorang serupa atau mirip dengan gambaran yang pernah dibayangkan.


Sumber: LiveScience

My Weekend Crush

Of the many, many delicious things bout Eliza Dushku, I think the most delicious of all is her confidence. The girl has swagger – and I mean that in the best possible way. Confidence does not automatically equate cockiness. Instead, she seems completely comfortable in her own body. Of course, with a body like Eliza’s how could you not feel great? Having followed her for a while now on Twitter, I find her even more interesting for her lack of artifice. In real life she seems considerably girlier than her famous Faith alter ego, also less apt to knife play. She also appears to have a big heart and boundless enthusiasm for the world. And this age of cynicism, that stands out.

She is a person who uses “yo” unironically, jets off to Italy with her brother for a weekend and cheers unapologetically for all things Boston. And she does it all from a place of genuine enjoyment of her life. And why shouldn’t she enjoy her life? She is on one of the most intriguing new shows of the past few years. “Dollhouse” has grown into its potential after a tenuous start in its first, short season. With its second season premieres tonight, I can’t wait to see what Joss & Co. dream up for Echo. Because in a world where you can be anyone, who are you really? The implications on life, death, freewill and the soul are endless. And, even if none of life’s more profound questions interest you, there is always Eliza in leather pants. Now that, my friends, is just damn fine television. Happy weekend, all.

Thursday, September 24, 2009

Tell me, who are hot?

I know it’s not particularly cool to say, but I love “CSI.” The we are the original, accept no substitute, high stakes or go home “CSI.” The we don’t need a stinking city behind our initials because what happens here stays here “CSI.” The we aren’t about making bad puns while taking off our sunglasses or tinting everything in NYPD’s blue “CSI.” You know – Vegas, baby. It’s just solid TV. Is it groundbreaking? Not especially. But week after week it is well done, infrequently gimmicky and beautifully produced. Tell me some of the scenes, especially in the last few Grissom seasons, did not feel cinematic in scope.

What I have always particularly liked about crime show and procedurals is that the women in them are not superfluous. They work just as hard and are taken just as seriously as the men. And that’s important. They also aren’t constrained as tightly by the shackles of glamour. Are they glamorous and attractive? Duh, they’re actors. But they don’t need to show up in evening gowns or leather hot pants or six-inch heels. They can just show up and be competent. (Well, except when doing magazine photoshoots, but one victory at a time, people.) Which, in turn, leads me to the two founding females of CSI: Marg Helgenberger and Jorja Fox.

While there may not have been a lot of warmth between their characters when the show premiered 10 years ago, what has developed is an organic affection and genuine respect. Like something you might find at an actual workplace between colleagues who have known each other for a decade. And, in the naughty recesses of my brain, I like to think that it’s Sara and Catherine, not Sara and Grissom, that indulge in after-hours extracurriculars together. Now, I’m no GSR hater. I don’t necessarily want to watch them together in silk robes, but I’m happy their characters seem to have found a happily ever after – and even made it official. But, come on, look at the opportunity the producers are missing here. [Click any and all the enlarge.]

But now with Sara’s return for several episodes this season, they have can finally make amends. And the ladies are even teasing us about it via their new TV Guide cover story:

Would Catherine ever kiss Sara?
Jorja: We did today! At the TV Guide Magazine photo shoot.

Of course, the show already missed an equally golden opportunity when Det. Sofia Curtis (Louise Lombard, a.k.a. The Best-Strutting Butch With a Button-Down and a Badge Possibly Ever) mysteriously left the show. I mean, ohmygodhowfuckinghotaretheytogether?

And while I had hoped for some sort of Sara Sidle/Soup Chef chemistry this year, Lauren Lee Smith’s character Riley is gone before the season premieres tonight. Riley wasn’t my favorite anyway, not because of Lauren but because her character wasn’t given much to work with. So tonight, I’m going to celebrate the return of Sara, if only for a little while, to my favorite crime procedural. Plus, there has always been an unspoken agreement in the community that Jorja is one of ours.

So welcome back to my TV, homegirl. We’ve missed that gap-tooth grin. Now go get the bad guys.

Wednesday, September 23, 2009

Will Sing for Work

Look, someone has to hire Kristin Chenoweth. Like now, like immediately, like yesterday. She needs to be on my TV. Like regularly, like constantly, like 24/7. Her win at the Emmys Sunday only served as a reminder how much we’re missing. I mean, that speech. Did your heart not just melt? After what can only be described accurately as a series of squeaks, she started her speech with “This is very heavy” (this, of course, being the Emmy itself). And then she went on to quite smartly and sweetly make her pitch: “I’m unemployed now so I’d like to be on ‘Mad Men.’ I also like ‘The Office’ and ‘24.’” Come on, how can you resist TV producers? Hire this woman. Do it, do it now.

The thing is, I don’t understand why Kristin isn’t an enormous star already. Sure, she is a star already – an enormous Broadway star and unequivocal icon in certain circles. But STAR, like of her own show, like on any show. Seriously, why isn’t she on a show? I mean, Jay Mohr has his own show. He’s had three. But instead, since the untimely and unfair early demise of “Pushing Daisies,” we’re relegated to getting our Kristin in tiny doses. Next Wednesday she’ll guest star on “Glee,” which is you think about it is a perfect fit. Singing, dancing, spirit fingers. The combined awesome of Kristin and Jane Lynch on one show is like Christmas in September. And, look, she bowls!

The thing is, Olive Snook may go down in my personal history as one of my all-time favorite TV characters. That combination of adorable melancholy in one teeny-tiny perky package was beyond genius. Also genius? Her easy-access waitress dresses. And, of course, that voice.

For the love of all that is good and right, SOMEONE HIRE KRISTIN CHENOWETH!

p.s. “The Office” fans have found the perfect role for her already. We can make this happen, people. Work with me.

p.p.s. My God, she is truly pocket-sized. I mean, tell me the looks on both Tina and Jon’s faces aren’t a mix of “Congratulations!” and “I want to put you in my pocket and take you home!”

My sentiments exactly.

Tuesday, September 22, 2009

[Censored for Your Safety]

Oh heavens, the “L” word is frightening people again. But this time we can’t blame Mama Chaiken. No, it’s not that soap opera turned murder mystery that has people running scared, but the actual word lesbian. Last month news broke that some of the DVD covers to “Lesbian Vampire Killers” were being censored in the U.K.. To put a finer point on it, the “Lesbian” was being censored. The words “Vampire” and “Killers?” Totally appropriate for all ages. But “Lesbian?” HIDE YOUR CHILDREN! The warning placed over “Lesbian” reads: “Warning: may display sexually suggestive cover image.”

This is, of course, ludicrous. And don’t get me started on the sticker that is supposed to cover up the cleavage. Hey, sticker appliers, her eyes are higher. Granted, this movie seems like utter rubbish in the first place. But much like the removal of the “Titty” from that “Itty Bitty Committee,” this is simple absurdity tinged puritanical hysteria. But then, as absurd things always do, it got me thinking. Specifically, it got me thinking about what movies I would slap a warning label on because they offended my delicate sensibilities.

Vicky Cristina BarcelonaWhy let the dude ruin the fantasy for you?

Inglorious BasterdsWho spells the damn title of their own movie wrong, on purpose?

W.I say we banish the letter from the alphabet.

He’s Just Not That Into YouYou are so gay. So, so gay.

MilkWhat? I’m lactose intolerant.

So, any more you would like to see labeled for our own protection? Safety first, people.

Monday, September 21, 2009

fakta unik

1. Richard the Lion heart, yang terkenal sebagai Raja Inggris, dan konyolnya beliau tidak bisa bahasa inggris. Karena sejak kecil dia selalu berada di Prancis. Dia cuma numpang lahir di Inggris. Bahkan konon, beliau lebih mahir bahasa Arab daripada bahasa Inggris.

2. Raja Richard berada di Inggris dalam masa pemerintahannya hanya selama 11 bulan. Permaisurinya, Queen Berengaria of Navarre, malah tidak pernah ke Inggris sama sekali. Oleh karena itu Richard juga dikenal sebagai " The Absent King

3. Saking tidak percayanya dengan motivasi rekannya sesama ekspedisi perang salib, Raja Richard pernah mengatakan : "Saya lebih rela Yerusalem dipimpin oleh seorang Muslim yang bijak dan berjiwa ksatria daripada kota suci itu jatuh ketangan para baron Eropa yang hanya mengejar kekayaan pribadi "

4. Pada suatu peristiwa di pertempuran di Jaffa, ketika pasukan kavaleri Tentara Salib merasakan kelelahan, Richard sendiri memimpin pasukan tombak melawan kaum muslim. Saladin nyaris berada di sisinya dengan penuh kekaguman. Saat dia melihat kuda Richard terjatuh di bawahnya, seketika Sultan mengirimkan tukang kudanya ke medan pertempuran dengan dua ekor kuda yang masih segar untuk Raja Inggris yang berani itu.

5. Ada juga cerita mengenai Richard yang memasuki Yerusalem dengan menyamar dan makan malam bersama Saladin : mereka benar-benar saling bersikap ramah. Dalam rangkaian perbincangan, Richard bertanya kepada Sultan tentang bagaimana pandangannya mengenai Raja Inggris. Saladin menjawab bahwa Richard lebih mengunggulinya dalam sifat keberaniannya sebagai seorang ksatria, tapi kadang-kadang dia cenderung menyia-nyiakan sifatnya ini dengan terlalu gegabah dalam pertempuran. Sedangkan menurutnya Richard, Saladin terlalu moderat dalam memperkuat nilai-nilai keksatriaan, bahkan dalam pertempuran

6. Ketika ada salah satu panglima perang saladin memberontak, Richard membunuhnya dan menyerahkan kepalanya pada saladin serta berkata, "Aku tidak ingin orang ini mengacaukan "permainan" kecil kita". Dan keesokan harinya mereka bertempur sengit.

7. Pernah dalam suatu pertempuran, Richard melihat bahwa pedang saladin tumpul dan dia menghentikan perang hari itu untuk memberikan kesempatan agar saladin mengasahnya

8. Suatu hari, Richard sakit keras. Mendengar kabar itu, Shalahuddin mengirimkan dokter terbaiknya untuk mengobati Richard. Kapan lagi kita bisa mendapatkan pemimpin kaum muslim yang memiliki akhlak seperti Salahuddin?

9. Orang Eropa pada awalnya menyebut orang Muslim sebagai Barbarian, tetapi akibat kontak yang intensif dari perang salib, Lambat laun mereka menyadari bahwa yang barbar sesungguhnya adalah mereka. Jika ditilik dari tingginya peradaban budaya dan ilmu kaum muslimin saat itu.

10. Menurut catatan sejarah, pada saat perang salib, semua wanita dan pelacur di usir keluar dari kamp crusaders. Seluruh crusaders harus suci secara jasmaniah, bebas dari nafsu. Tapi ada satu grup wanita yg bebas keluar masuk camp crusaders yaitu tukang cuci baju. Bahkan kalau satu grup tukang cuci mau bepergian antar kota, mereka dijaga oleh sepasukan knight, dan dibuntuti pasukan infantri. Kalau iring-iringan ini diserang, keselamatan para tukang cuci ini no.1. Waktu ditawan pasukan muslim, para tukang cuci ini lebih dihormati daripada prajurit biasa. Sampai-sampai Richard The Lion Heart juga rela membayar ransum buat para tukang cuci itu

11. Ketika Frederick Barbarossa (kakek kaisar Frederik II) meninggal pada ekspedisi perang salib III, banyak ksatrianya yang menganggap bahwa ini adalah kehendak Tuhan dan banyak yang bergabung dengan kaum muslim. Lalu yang tersisa membawa jasad Barbarossa menuju ke yerusalem dengan anggapan nanti Barbarosa akan terlahir kembali.

12. Frederick II Kaisar Jerman, punya hubungan khusus dengan Sultan Malik dari Mesir di perang salib V. Beliau merasa di jaman itu (jaman dark ages), satu-satunya yang sebanding dengan dia di masalah budaya dan personality adalah pangeran-pangeran dari kerajaan muslim. Oleh karena itu gaya hidupnya agak nyentrik (dia berpoligami, padahal seorang Katolik tidak demikian).

13. Waktu terpaksa harus berpartisipasi dalam perang salib, Frederick II berhasil merebut Jerusalem, Betlehem dan Nazareth tanpa meneteskan setitik darahpun. Walaupun sebenernya dia cuma menyewa ke 3 kota tersebut dari sahabatnya si sultan Malik dari Mesir

14. Pernah ada kejadian Frederick II memukul pendeta yang masuk ke dalam masjid dan memperingatkan agar jangan melakukan hal itu lagi. Sedangkan al-Malik pernah dinasehati oleh Knight Templar agar membunuh Frederick II pada saat pengawalannya sedang longgar. Mengetahui hal tersebut, al-Malik segera menyuruh Frederick II agar segera pergi dari situ karena keadaannya 'berbahaya'.

15. Kekalahan pasukan Arab lebih sering karena mereka terpancing melakukan serangan terbuka melawan kavaleri berat Eropa. Dimana disiplin serta pengalaman tempur sukarelawan Jihad kalah jauh dari satuan tempur veteran Eropa khususnya ordo-ordo militer seperti Templar, Hospitallers dan Teutonic Knight.

16. Kekalahan pihak Eropa umumnya akibat dari insubordinasi alias kurang kuatnya komando tunggal dalam kesatuan tentara yang terdiri dari elemen-elemen berbeda dari para baron dan ordo militer yang sebenarnya saling tidak suka satu sama lainnya. Selain itu dalam beberapa kekalahan, para tentara bayaran ( mercenary ) dan sukarelawan Eropa seringkali terlalu cepat meninggalkan barisannya untuk menjarah kota-kota Islam yang hampir ditaklukannya. Hal itu membuat pasukan Islam yg sebenarnya sudah terpojok bisa melakukan counter-attack

17. Pasukan turki khwaraziman yang menyerang jerusalem tahun 1244 waktu itu dikontrol oleh keturunan genghis khan, Eljigidei. Yang lucu dari pasukan ini adalah pasukannya mayoritas beragama Buddha bahkan komandan Hulegu khan juga seorang Buddhis.

18. Sebenarnya pengiriman para Crusader salah alamat, kaum Turki Seljuk yang banyak mengganggu ziarah kaum kristiani ke Yerusalem sudah diusir oleh khalifah Mesir. Akan tetapi lamanya perjalanan serta miskinnya informasi membuat pemimpin Crusader tidak mendengar pergantian kekuasaan di Yerusalem.

19. Divisi elit pasukan berkuda Cossack di Rusia dan Musketer berkuda di Prancis karena terinspirasi suksesnya pasukan berkuda pemanah bangsa Arab. Pasukan berkuda bukan hanya sebagai pasukan sayab tapi menjadi pasukan khusus

20. Membangun sepasukan knights memakan biaya yang sangat besar. Seorang raja sekalipun di abad pertengahan paling hanya memiliki sekitar 100 - 300 Full Knight dengan Heavy Horse yang berdinas dibawah komandonya secara full - time. Biasanya para raja akan mengumpulkan seluruh Knight yang berada di bawah para duke dan baronnya apabila menghadapi pertempuran besar.

21. Para Knights umumnya adalah anak para ningrat yang tidak memiliki hak waris. Di masa itu seperti juga para bangsawan dimana saja, kekayaan dan kekuasaan sang ayah hanya diwarisi oleh putra sulungnya, kecuali tingkat raja atau baron kaya dimana putra ke dua hingga ke 3 masih mungkin mewarisi satu county atau estate dengan kastil kecil. Putra-putra yang tidak atau merasa kurang memiliki kekayaan biasanya sejak remaja mengasah diri dengan ketrampilan perang. Mereka kemudian pada usia tertentu (15-16 tahun ) di inagurasi menjadi knight oleh raja atau baron tempat dia mengabdi.

22. Ada sebuah aturan yang tidak pernah dilanggar oleh kedua belah pihak sewaktu perang salib. Yaitu Fakta Nobility atau Hukum Chivalry yang berlaku di abad pertengahan bahwa raja tidak boleh membunuh sesama raja. Khususnya apabila tertawan. Salah satu kode etik knights dan para noble adalah mereka pantang membunuh keluarga atau orang2 dari keturunan ningrat yang menyerah/tertawan dalam pertempuran. Akan tetapi khusus buat religius-military Order spt Templar, Hospitaller dan Teutonic dalam perang Salib, peraturan itu tidak berlaku terhadap para noble/ningrat Muslim. Kecuali dalam kondisi khusus atau mendapat spesial order dari pemimpin Crusader yang mendapat mandat langsung dari Paus. Dalam tradisi Arab sendiri, seorang raja pantang membunuh sesama raja. Hal itu yang diterapkan Saladin ketika dia tidak membunuh Guy of Lusignan, raja kerajaan Latin di Yerusalem ketika berhasil memenangkan pertempuran Hattin

23. Saladin pernah melanggar etika dan hukum perang Islam yg selalu dia junjung tinggi ketika dia mengeksekusi semua tawanan Ksatria Templar dan Hospitaller ketika dia memenangkan pertempuran Hattin. Sementara Richard The Lion Heart juga pernah melanggar kode etik Chivalry serta etika Noble-nya saat dia mengeksekusi 2000 serdadu Saladin yang tertawan di depan gerbang Acre/Akko

24. Kalau selama ini kita mendengar bahwa Saladin itu komandan yg santun, maka salah satu panglima mamluk yaitu Baybar adalah komandan yang garang. Tidak kalah garangnya dalam soal bunuh-membunuh seperti crusaders. Kalau crusaders dibawah pimpinan Richard pernah menghukum mati seluruh tawanan muslim di Aacre, pasukan Baybar juga membunuh semua orang kristen di Acre, termasuk pendeta dan perempuan. bahkan dia berkirim surat ke komandan crusaders untuk menceritakan detil pembantaian di dalam suratnya. Baybar bahkan sampai membuat lingkungan acre jadi gurun agar di masa depan sulit untuk jadi pangkalan crusaders lagi.

25. Saat pengepungan kota Acre, Baybars menggunakan siege weaponnya selain sebagai senjata penghancur berat jarak jauh, juga sebagai senjata psikologi dan biologi. Senjata katapel-nya tidak hanya melontarkan batu ke arah kota, tapi juga mayat pasukan musuh, tawanan anak-anak yang masih hidup serta bangkai binatang spt kuda, unta dll. Di abad pertengahan hal itu kerap disebut sbg 'humor pasukan artileri'. Namun Baybars melakukannya lebih intensif dan mengerikan.

26. Akibat dihinggapi penyakit wahn (cinta dunia dan takut mati). Maka.Shalahuddin lantas menggagas sebuah festival yang diberi nama peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tujuannya untuk menumbuhkan dan membangkitkan spirit perjuangan. Di festival ini dikaji habis-habisan sirah nabawiyah (sejarah nabi) dan atsar (perkataan) sahabat, terutama yang berkaitan dengan nilai-nilai jihad. Festival ini berlangsung dua bulan berturut-turut. Hasilnya luar biasa. Banyak pemuda Muslim yang mendaftar untuk berjihad membebaskan Palestina. Mereka pun siap mengikuti pendidikan kemiliteran.

(di ambil dari berbagai sumber)