Friday, September 3, 2010

Macan asia yang tiada lagi bertaring'

Berbeda berbanding terbalik," mungkin itulah kata yang pas bagi saya untuk melukiskan hubungan antara Republik indonesia dan Malaysia,  dahulu saat indonesia masih di pegang erat oleh Bung Karno, Malaysia hanyalah pion kecil yang hanya bisa berkoar jinjit, pion Inggris yang berwajah pucat, bergaya di bawah ketek negara Inggris yang mampu bergetar oleh Pidato sang Ploklamator hingga akhirnya bertekuk lutut saat Indonesia di asuh dengan keras oleh Bapak pembangunan Soeharto, hingga di juluki Macan Asia'. "Tapi itu dulu !! ..Dulu dan sudah sangat lama

Kini sejarah seperti itu hanyalah alas kaki dan cerita mitos yang terlupakan, meski beberapa ahli berpendapat bahwa apa yang di lakukan sang pemimpin Indonesia saat ini hanyalah tindak usaha untuk menghindari perang, kenyataanya banyak pihak juga yang tidak setuju dengan semua isi Pidato dan sikap Sang pemimpin menyingkapi polemik politik dengan Malaysia yang bernuansa mengharu biru

Mereka yang  merasa bahwa negara Indonesia yang berbangsa besar bahkan jauh lebih besar dari malaysia yang hanya secuil upil, seharusnya mampu membungkam seruan Malaysia, tapi apa yang terjadi..?? Indonesia terlihat seperti desis ular sawah yang siap di masak bercampur bumbu nan lezat siap di santap, Memalukan...Terlalu'

Simak Pidato Bung karno saat  Malaysia yang dahulu dikenal dengan Persekutuan Tanah Melayu ingin menggabungkan Brunei, Sabah, dan Serawak menjadi Federasi Malaysia, Bung Karno menilai, Malaysia adalah boneka Inggris, dan langkah tersebut akan mengganggu keamanan di Indonesia. Bung Karno memproklamirkan gerakan ”Ganyang Malaysia” melalui pidato bersejarah pada 12 April 1963. Berikut kutipan pidato Sang Proklamator Indonesia tersebut;

Kalau kita lapar itu biasa
Kalau kita malu itu juga biasa
Namun kalau kita lapar atau malu itu karena Malaysia, kurang ajar!

Kerahkan pasukan ke Kalimantan hajar cecunguk Malayan itu!
Pukul dan sikat jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak oleh Malaysian keparat itu.

Doakan aku, aku kan berangkat ke medan juang sebagai patriot Bangsa, sebagai martir Bangsa dan sebagai peluru Bangsa yang tak mau diinjak-injak harga dirinya.

Serukan serukan ke seluruh pelosok negeri bahwa kita akan bersatu untuk melawan kehinaan ini kita akan membalas perlakuan ini dan kita tunjukkan bahwa kita masih memiliki gigi yang kuat dan kita juga masih memiliki martabat.

Yoo... ayoo... kita... Ganjang...
Ganjang... Malaysia...
Ganjang... Malaysia
Bulatkan tekad
Semangat kita badja
Peluru kita banjak
Njawa kita banjak
Bila perlu satoe-satoe!

Lihat bagaimana Bung Karno dulu berkoar lantang bak banteng jantan yang kelaparan siap melindas negara kecil nan tengil macam Malaysia, Sampah yang seharusnya di daur ulang menjadi bahan baku kerajinan tangan atau di binasahkan sekalian,  Bentuk apresiasi kecintaan tanah air yang ia satukan dengan darah dan penghinaan yang berakhir dengan kemerdekaan, Hai... kemana indonesia saat ini ! ??? 

Seharusnya SBY malu kepada pejuang sebelum dirinya bertahta di singgasana kejayaan NKRI, seharusnya SBY mengerti bahwa lebih suit mempertahankan sesuatu daripada membuat sesuatu", Indonesia telah di satukan, serta di pertahankan oleh Bung Karno agar tidak kehilangan muka dan indonesia telah di pertahankan oleh Soeharto agar tetap menjadi Macan Asia yang memiliki harga diri di mata dunia......!! Pak Sby yang terhormat" ayolah.!!.tunjukan rasa nasionalisme mu.. "Sedikit saja" setidaknya di akhir jabatan anda nanti anda tetap memiiki Karakter pemimpin yang terpandang. Terima   kasih. (ulla)

No comments:

Post a Comment