Pendidikan adalah hal yang penting, namun terkadang pendidikan masih terbentur oleh kesetaraan gender, akan tetapi di dalam kehidupan bermasyarakat dewasa ini kestaraan gender yang ternodai sudah agak memudar di karenakan sebab akibat adanya emansipasi wanita dalam dunia modern
faktanya dalam sebuah artikel ''urgensi kurikulum gender dalam pendidikan'' (2008) oleh khusnul khotimah (dosen jurusan dakwah di IAIN purwokerto (baca: kompas 18 jan 10)) menunjukan bahwa penduduk perempuan yang berhasil menamatkan pendidikan SLTP baru 35,9% saja, sedangkan penduduk laki-laki 46%, pada jenjang perguruan tinggi jumlah perempuan sekitar 3,06% di bawah jumlah laki-laki yang mencapai 4,1%
Beberapa lembaga pendidikan mungkin sebaiknya bisa menjadi lebih responsif serta sensitif gender, dan bila ini tidak terjadi maka mustahil kaum wanita tercapai dalam kurikulum siswa maupun pengembangan karyawan.
Menyediakan kesempatan yang luas bagi staf pengajar perempuan untuk mengikuti berbagai program pengembangan diri seperti seminar mungkin bisa menjadi alternatif lain untuk meningkatkan kompetisi pengajar perempuan dalam mencerdaskan anak didiknya
Dengan cara bersikap selektif dalam menyusun materi , buku, dan untuk tidak menjadikan stereotip pada gender tertentu dan pengembangan kurikulum yang relevan dengan masalah-masalah yang biasa terjadi dewasa ini, mungkin juga dapat membuat semua hal yang bersifat kesetaraan gender dapat sedikit terhapuskan sehingga kaum perempuan itu sendiri akhirnya dapat memilih dengan hati tanpa takut kepada hal-hal tertentu, sehingga sebuah kalimat akan 'emansipasi wanita' dapat benar-benar terwujud. Akhirnya semua pihak pun perlu berjuang untuk itu semua, agar tercipta keadilan khususnya keadilan dalam pendidikan.
No comments:
Post a Comment